Facebook

header ads

Memikirkan Republik

Dengan memahami tantangan besar yang menghadang gerak masa depan bangsa Indonesia, para pembuat keputusan dituntut untuk secara sistematis mempersiapkan cetak biru kebijakan demi menjamin kelangsungan kehidupan bangsa. Artinya, para pemimpin republik harus berani mengambil keputusan mendasar secara bersama jika mereka benar-benar memikirkan republik. Mimpi bersama harus dibangun atas dasar kebijakan yang terpadu agar optimisme dan gairah rakyat bangkit.

Kebijakan terpadu tersebut menyangkut visi bersama mengenai tercapainya swasembada pangan, kesehatan masyarakat, terbentuknya manusia indonesia yang terampil dan cerdas, tenaga kerja siap pakai dan ketersediaan energi nasional.
Pejabaran kebijakan tersebut di tingkat praksis dapat dilakukan melalui :

  1. Kebijakan beras dan pangan nasional yang jelas menyangkut komposisi produksi dalam negeri dan impor serta pengembangan pangan alternatif non-beras;

  2. Kampanye publik yang intensif mengenai pengetahuan kesehatan masyarakat, penambahan jumlah dokter dan paramedis;

  3. Perbaikan sistem pendidikan nasional dengan orientasi siap pakai, hal ini perlu dicetak biru kebijakan pendidikan yang permanen;

  4. Diperluasnya sentra-sentra pembekalan keterampilan untuk tenaga kerja dan;

  5. Pengembangan alternatif energi seperti batubara, bio-diesel dan gas.

Tanpa langkah kebijakan dan keputusan politik yang terpadu tersebut, hampir bisa dipastikan kualitas manusia indonesia masa depan akan lebih rendah dibandingkan dengan generasi masa kini. Oleh karena itu, mari memikirkan kelangsungan hidup republik.

Author : adam

Posting Komentar

2 Komentar

  1. maaf, message atau kalau dalam potografi disebut poi point of interestnya kurang muncul.
    mau apa kita dengan segala yang disampaikan ini ? kalaupun harus memberi ide bagi para pemimpin, rasaanya kurang menggigit ya...tetapi semua kan memang proses

    BalasHapus
  2. 1. Pada hakekatnya tidak ada kepala negara/presiden yang tidak memikirkan negara dan rakyatnya. Presiden dibantu para pembantunya (Menteri,dll) selalu mempunyai program2 untuk mencapai dua tugas pokok besarnya yaitu kesejahteraan dan keamanan. Para pembantunya tentu dipilih dari orang2 terbaik yang berkompetent dibidangnya.

    2. Yang menjadi masalah adalah : para pembantunya mempunyai loyalitas ganda yaitu loyal kepada kepala negara dan loyal kepada pimpinan partainya. Inilah yang kadang2 memecah perhatian para pembantu presiden dalam melaksanakan tugasnya di pemerintahan. Seharusnya begitu mereka dilantik sebagai Menteri atau apa saja maka loyalitas sepenuhnya kepada neara.

    3. Seorang presiden yang hanya menjabat selama 5 tahun tentu tidak bisa menyelesaikan masalah dinegeri ini yang begitu komplex. Namun tentu diharapkan ada peningkatan kinerja dan hasil2nya yang lebih baik dari presiden terdahulu. Ibaratnya jika dia bisa memperbaiki 1 cm saja dari panjang prestasi presiden pendahulunya, itu sudah lebih baik.

    4. Artikel ini bagus untuk menambah wawasan kita. Selamat dan sukses.

    salam

    Abdul Cholik

    BalasHapus