Facebook

header ads

Review Film Slumdog Millionaire

Saat ini semua penggemar film di dunia tahu tentang film Slumdog Millionaire. Film independen yang dibuat dengan camera digital dan low budget ini, memenangkan 8 buah Piala Oscar dari 10 nominasi yang didapatkannya (Best Picture, Best Director, Best Adapted Screenplay, Best Cinematography, Best Editing, Best Music Score, Best Song dan Best Sound Editing).

Apakah memang film ini sebagus itu? Atau karena krisis ekonomi di Amerika membuat para juri Academy Awards menjadi menyukai film dengan formula classic 'cinderella story' ini? Lengkap dengan happy ending-nya? Apapun yang membuat film ini begitu dicintai oleh kritikus Amerika dan para juri Academy Awards, kualitas Slumdog Millionaire memang bisa dipertanggung jawabkan. Sutradara Danny Boyle yang memang sudah membuat film-film berkualitas seperti Trainspotting, 28 Days Later, Sunshine berhasil membuat film ini menjadi begitu kinetik dan sparkle dengan energi. Dengan mayoritas aktor dan aktris non professional, Boyle berhasil mengarahkan akting semua pemainnya menjadi sebuah performance yang meyakinkan.

Screenplay yang ditutis oleh Simon Beaufoy yang diadaptasi dari novel berjudul Q&A karya Vikas Swarup, memang berhasil membuat struktur film yang unik dimana backstory justru menjadi backbone dari cerita. Cerita film ini sendiri sebenarnya bukanlah cerita yang groundbreaking, bahkan sebenarnya cukup klise, karena basic premise cerita seperti ini bisa ditemui di negara­-negara miskin di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Sinopsis Film Slumdog Millionaire


Dikisahkan Jamal (DevPatel) dan Salim(MadhurMittal) dua bersaudara yang tumbuh di kawasan kumuh Mumbai, India. Mereka berdua akhirnya berteman dengan Latika (FreidaPinto) anak perempuan yang kehilangan orang tuanya juga pada saat huru-hara anti muslim di India. Jamal yang tumbuh menjadi pemuda yang sederhana sangat kontras dengan Salim yang memutuskan untuk menjadi gangster dan mendapatkan uang dengan cara yang mudah. Sementara Latika tumbuh menjadi simpanan seorang bos gangster Mumbai. Lewat berbagai insiden, Jamal yang memang sejak dulu mencintai Latika, berusaha menemukannya lagi. Cara yang Jamal tempuh cukup unik, dia memutuskan untuk menjadi peserta kuis Who Wants to be Millionaire versi India, kuis show yang disukai Latika. Dan hal yang paling menarik di film ini pun dimulai, bahwa semua pertanyaan yang diajukan di kuis ini berhubungan dengan semua kejadian yang dialami Jamal sepanjang hidupnya, seakan Jamal memang sudah ditakdirkan untuk memenangkan kuis ini.

Slumdog Millionaire memang termasuk film yang 'menjual mimpi', tetapi di tangan Danny Boyle, kita tidak akan merasakan film ini cheesy apalagi menggurui. Tone film iniyang cukup gritty dan violent membuat film ini menjadi potret hyper realism dari kultur dan kemiskinan di India. Satu hal yang pasti, jika potret kemiskinan dan kekerasan di India bisa membuat publik dan kritikus Amerika jatuh cinta, kapan potret kemiskinan di Indonesia bisa menggapai hal yang serupa?


Special Features


Untuk film yang memenangkan 8 buah piala Oscar, DVD pada film ini termasuk cukup pelit dalam memberi bonus features. Bonus yang tersedia dalam DVD ini adalah:

  • 12 buah deleted scenes

  • Featurette: Slumdog Cutdown

  • Featurette Documentary: Slumdog Dreams: Danny Boyle & The Making of SLUMDOG MILLIONAIRE

  • Audio Commentary dari Director Danny Boyle dan Actor Dev Patel serta Produser Christian Colson dan Writer Simon Beaufov

bisa menjadi sebuah hymne yang mempercayai, tidak ada yang bisa mengalahkan human spirit dan sebuah film yang sangat uplifting yang akan mengangkat mood anda menjadi lebih optimis. Sesuatu yang pasti dibutuhkan semua orang saat ini!.

  • Pemain: Dev Patel, Freida Pinto, Anil Kapoor, Irrfan Khan, Madhur Mittal

  • Sutradara: Danny Boyle
Author : Eva

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Saya sangat terkesan dengan behing the scene, terutama proses pembuatannya. ternyata, tanpa alat canggih sekalipun bisa menghasilkan karya bagus.... Contoh, mereka harus benar-benar menunggu senja untuk mendapatkan cahaya kuning, jadi murni bukan efek pencahayaan

    BalasHapus