Pesta Demokrasi
Selamat, congratulation atas kemenangan Barack Obama yang memenangkan Pemilihan Umum dan menjadi Presiden Amerika yang ke-44. Kemenangan yang disambut gembira, tidak hanya penduduk Amerika sendiri tetapi juga banyak penduduk negara di luar Amerika, termasuk juga di Indonesia. Kita telah mendengar bahwa Barack Obama pernah tinggal dan menghabiskan masa kecilnya di bilangan menteng Jakarta. Minimal Indonesia pernah mengisi memori beliau sewaktu masih kecil, dan kita sedikit banyak berharap akan mempengaruhi hubungan kedua negara ke arah yang lebih baik lagi.
Persaingan Ketat
Persaingan menuju ke kursi 'number one' Amerika Serikat begitu panjang, menegangkan dan menguras tenaga dan pikiran. Pada persaingan konvensi Nasional Partai Demokrat, bersaing ketat dengan calon presiden dari Partai Demokrat lainnya, Hillary Clinton. yang sama-sama akan membuat sejarah, kalau Obama akhirnya yang menang menjadi Presiden Amerika, dia akan menjadi Orang Keturunan 'Afrika-Amerika' pertama yang menjadi Presiden, jika Hillary yang memenangkan Kursi presiden akan menjadi 'Wanita Pertama' yang menjadi presiden Amerika. Hingga dari tahap awal konvensipun sudah menjadi pusat perhatian dunia.
Presiden Keturunan Afrika-Amerika Pertama
Dan Akhirnya setelah melewati kampanye pemilihan Presiden Amerika, Barack Obama mengalahkan Senator McCain. Saat penghitungan suara ditutup pada pukul 0345 GMT dengan perkiraan posisi mencapai 50.7% untuk Senator Obama dari Partai Demokrat dan 48.2% untuk Senator McCain. John McCain secara resmi telah mengakui kekalahan atas Obama, dengan mengucapkan '' Saya sangat mengagumi dan memuji kemenangan Obama''. Dan Dia meminta kepada para pendukungnya untuk mendukung Presiden AS terpilih.
Bagaimana Indonesia?
Pernahkah kita membayangkan, kita yang akan menjadi Presiden Republik Indonesia. Setelah Amerika Serikat, Sebentar lagi kita juga akan menyelenggarakan Pesta Demokrasi yaitu Pemilihan Umum 2009, tidak hanya memilih wakil rakyat yang duduk di DPR/MPR juga secara langsung memilih presiden Republik Indoensia. Tidak seperti di Amerika yang sudah kenyang akan Pemilihan Pemimpin terbaik bagi Negaranya, indonesia tercatat baru 19 kali memilih Kepala negara/Presiden, itupun hanya terdiri dari 7 orang tokoh yang dianggap sebagi putra terbaik bangsa.
Kita sebagai bangsa yang "beradab dan berbudaya" bisa mengambil pelajaran yang berharga dari sejarah nasional bangsa Indonesia dan juga dari pengalaman bangsa lain dalam memilih pemimpinnya. Bagaimana bisa di negara lain, untuk menjadi pemimpin negaranya memerlukan perjuangan yang tidak pendek, harus bisa menunjukkan kemampuannya akan visi dan misinya, mau dibawa kemana bangsanya kedepan. Hanya sekitar 5 tahun kepemimpinan bisa berpengaruh 10-20 tahun yang akan datang, bahkan lebih.
Peran kecil yang menentukan
Terus, kira-kira apa yang bisa kita lakukan sebagai orang biasa "common people", mau berpolitik juga ndak bisa, mungkin kemampuannya terbatas, mau protes dan demo ntar malah ditangkap dan malah mengganggu ketertiban umum. Menurut saya pribadi, karena sekarang era 'pemilihan langsung', inilah saatnya kita berperan serta turut menentukan seperti apa pemimpin bangsa yang kita inginkan sesuai hati nurani kita masing-masing. Minimal kita turut memberikan suara untuk pemilihan presiden kita pada pemilu 2009 nanti.
Author : Danang
1 Komentar
[...] Biden menggantikan Wakil Presiden AS, Richard Cheney. Sempat juga diposting di sejutablog tentang Barack Obama sewaktu menantang Hillary Clinton pada acara konvensi Calon/kandidat Presiden dari Partai Demokrat, [...]
BalasHapus